Karena Tidak Semua Cinta itu Dikatakan Cinta
18.36
"Udah makan belum, nok? Tak ambilin ya. Pake telur ceplok ya."
"Makanya kalo beli tiket kereta itu tanya dulu! Kamu itu perempuan, kalau sampe Jakarta tengah malem terus kenapa-kenapa, siapa yang mau tanggung jawab, hah?"
"Mbak, kadonya tak kirim bareng paketmu ya. Belinya pake uang tabunganku lho. Kayaknya mbak udah punya sih, tapi gapapa ya."
Keluarga saya, bisa dibilang hampir semuanya, bukan tipe orang yang bisa mengungkapkan cinta dengan kata-kata. Malah bisa dibilang, awkward banget kalau ada yang tiba-tiba bilang "I love you!" kayak saran motivator-motivator di televisi. And however stubborn this may sound, I don't even think I will ever say that thing directly to the person involved. Via social media (which my parents have none), okay. By a birthday card, once (I bought a gift online and set the receiver address to home just so I didn't have to hassle about the shipment; and mindlessly agreed when the owner suggested a cliche line for the paper tag). But to God as in myself, countless times.
Karena kembali lagi: bukankah apa-apa yang tidak terkatakan, tidak selalu tidak ada?
Dan keluarga saya, juga bukan orang-orang yang gampang bilang kangen. Seperti ibu saya, misalnya, kalau saya lagi di rantau. Daripada bilang secara frontal, ibu lebih sering nanya "Gimana kabarnya di sana? Sehat to?" atau kadang ditambah life advice yang cenderung random "Jangan minum es siang-siang", "Jangan begadang", "Belajar yang rajin" etc etc. Tapi kalau ganti saya yang homesick, biasanya saya sekalian nelpon. Ceritain apa-apa yang lagi hits di kampus. Ngobrolin apa aja sampe kuping panas. Kecuali mungkin satu hal: personal problem. Terutama yang disebabkan gara-gara kebodohan saya sendiri, dan belum selesai. But some kind of voice can really heal wounds, you know.
So, dari dua puluh tahun lebih hidup saya, saya sudah banyak belajar. Untuk tidak selalu menuntut semua hal harus dideklarasikan dengan kata-kata: karena tidak semua cinta itu dikatakan cinta. Tapi apa artinya berubah? Tidak. Toh saya tahu, mereka juga tahu.
0 komentar